Perang Swasta Vs BUMN: Rebutan Pengguna Uang Elektronik

, Jurnalis
Senin 04 Maret 2019 07:13 WIB
Foto: Reuters
Share :

JAKARTA - Kehadiran sistem pembayaran digital kian menggeser kebiasaan bertransaksi dengan uang tunai. Saat ini, tak lagi harus mengeluarkan uang tunai untuk membayar apapun, karena ada beberapa platform yang mendukung pembayaran secara elektronik.

Seperti dikutip CekAja, Jakarta, Senin (4/5/2019), data Bank Indonesia per 22 Februari 2019 menyebutkan terdapat 36 penyelenggara uang elektronik yang memperoleh izin dari bank sentral baik yang dikeluarkan oleh swasta maupun perusahaan milik pemerintah.

Dari ke-36 penyelenggara uang elektronik tersebut, setidaknya ada tiga pemain besar sistem pembayaran digital yang selama ini digunakan oleh masyarakat antara lain T-Cash keluaran PT Telekomunikasi Indonesia, Gopay keluaran PT Dompet Anak Bangsa, dan OVO yang diterbitkan PT Visionet Internasional grupnya Lippo.

Gebrakan LinkAja

Sudah sekitar 10 tahun beroperasi, layanan T-Cash per 22 Februari 2019 berubah wujud menjadi LinkAja. Layanan dompet digital milik BUMN Telkomsel ini akan menggabungkan uang elektronik dari beberapa bank plat merah antara lain e-cash dari Bank Mandiri, Unikqu dari Bank BNI, Tbank dari Bank BRI dan T-cash serta T-Money dari Telkom Group. Nantinya, LinkAja akan berada di bawah naungan sebuah perusahaan financial technology bernama PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).

 Baca Juga: Telkomsel Alihkan Modal dan Layanan T-Cash ke LinkAja

Kehadiran Finarya sendiri telah digodok sejak tahun lalu untuk membangkitkan kembali produk uang elektronik milik BUMN yang selama ini kurang diminati masyarakat akibat penetrasi masif dari kehadiran Gopay dan OVO.

Dari pembentukan perusahaan atas nama Finarya tersebut, Telkomsel mendominasi saham paling besar yakni 25 persen. Sisanya yakni BRI 20 persen, BNI 20 persen, Bank Mandiri 20 persen, BTN 7 persen, Pertamina 7 persen, dan Jiwasraya 1 persen.

Produk-produk e-money sebelumnya yang dikeluarkan perusahaan BUMN di atas sengaja digabungkan untuk membetot para pelanggan menggunakan produk e-money keluaran pemerintah. Sebagai gambaran saja, T-Cash memiliki 30 juta pelanggan dari total pelanggan Telkomsel yang mencapai 200 juta. Selain itu, rata-rata bank BUMN memiliki nasabah hingga 10 juta orang. Dengan demikian LinkAja diharapkan bisa menjadi platform yang menyerap pasar para pelanggan produk-produk dompet digital milik BUMN tersebut.

Tampaknya, kehadiran LinkAja akan menghantui dua pemain besar yakni Gopay dan OVO yang selama ini memanjakan masyarakat sebagai alat transaksi. Layanan LinkAja sejauh ini menawarkan dua fasilitas basic service dengan saldo maksimal Rp2 juta dan full service dengan saldo maksimal Rp10 juta.

 Baca Juga: BUMN Bakal Luncurkan QR Code LinkAja

Para pelanggan bisa menikmati berbagai layanan yang disediakan antara lain cash in, belanja online, bayar dan beli di ponsel, tap payment, kirim uang hingga cash out.

Cara menggunakannya pun hampir sama dengan para pemain lainnya. Kamu cukup install, registrasi, isi saldo dan tinggal lakukan transaksi dengan mudah. Selain itu, kamu juga bisa nikmati banyak promo yang ditawarkan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya