Sementara untuk harga sewa gedung kantor berada pada posisi Rp115.442 per m2. “Kami juga mencatat adanya penurunan 0,4% pada tingkat penyewaan ruang kantor di kawasan TB Simatupang.
Jadi, total stok ruang perkantoran non-CBD di Jakarta saat ini mencapai 2,8 juta m2 karena ada tambahan baru seluas 28.900 m2,” ujarnya. Sementara itu, sejumlah pihak memprediksi industri properti, khususnya penyewaan kantor, masih akan lesu.
Pasalnya, saat ini demand yang ada tidak sebanding dengan supply di pasar. Pengamat melihat hal ini masih menjadi tantangan pada tahun ini. Panangian Simanungkalit, pengamat properti dari Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), mengemukakan, harga sewa kantor juga akan jatuh akibat kondisi oversupply.
Apalagi, tahun ini secara makroekonomi belum banyak perusahaan yang akan melakukan investasi secara besarbesaran. “Kondisi perkantoran lebih buruk karena harga kantor bisa turun 20% sewanya, itu bukti bahwa kondisinya lebih buruk,” ujarnya.
Selain itu, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta adanya rencana The Fed meningkatkan suku bunga akan membuat guncangan terhadap stabilitas ekonomi.
Selain itu, defisit transaksi berjalan dan lainnya akan menyebabkan faktor permintaan terhadap perkantoran masih stagnan. Anton Sitorus, Head of Research Savills Indonesia, menyampaikan bahwa situasi penyewaan kantor pada tahun ini tidak akan berbeda dibandingkan tahun lalu.
Dia memprediksi, kondisi properti, baik untuk perkantoran, komersial, maupun residensial, tahun ini sama saja dengan tahun lalu. “Kalau untuk perkantoran itu over - supply karena pasar lagi berlimpah karena banyak gedung baru, tetapi setelah jadi malah tidak terisi,” katanya.
Dari hasil riset Savills Indonesia, sepanjang 2019 diprediksi pasokan ruang perkantoran baru di kawasan pusat bisnis Jakarta bakal mencapai 600.000 m2. Jumlah tersebut berkontribusi sekitar 45% dari perkiraan pasokan ruang perkantoran baru yang akan masuk hingga 2021.
Perkantoran grade A mendominasi pasokan hingga mencapai 47%. Posisi berikutnya grade premium 41% dan grade B 12%. Adapun dari sisi sebaran, kawasan Sudirman mendominasi hingga mencapai 49%, diikuti Rasuna Said 30%, Thamrin 12%, dan Gatot Subroto 9%. Anton memperkirakan, dengan pasokan demikian banyak, harga sewa pada 2019 diprediksi turun sekitar 5%. (Rendra Hanggara)
(Dani Jumadil Akhir)