JAKARTA - Sriwijaya Air segera menutup rute-rute penerbangan yang berpotensi meugikan. Hal ini dilakukan dalam rangka melakukan penghematan biaya operasional dari perusahaan.
Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul mengatakan, penutupan ini juga dilakukan karena adanya kebijakan penurunan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat. Menurutnya, penurunan TBA ini bisa saja menganggu kinerja keuangan pesawat jika masih mempertahankan beberapa rute penerbangan yang sepi peminat.
“Kami akan analisis terus, kalau ini mengganggu performance keuangan perusahaan, akan ditunda atau diberhentikan dulu. Kami cari rute-rute mana yang bisa menggantikan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Menurut Joseph, ada beberapa rute penerbangan yang saat ini sudah masuk dalam list untuk nantinya ditutup. Sebagai salah satu contohnya adalah penerbangan dari Jakarta menuju Banyuwangi.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Turun 16% Hanya untuk Kelas Ekonomi
Tak hanya itu, perseroan juga akan menutup penerbangan menuju luar Pulau Jawa. Khususnya penerbangan menuju wilayah Timur Indonesia seperti Papua atau Sulawesi.
“Jakarta-Banyuwangi enggak kuat, kami tutup. Juga daerah-daerah terpencil yang sama kami perhatikan, luar Jawa seperti ke Baubau dan Papua susah terbangnya, biayanya mahal," jelasnya.
Selain beberapa rute tersebut, perseroan juga akan menutup beberapa rute penerbangan lain. Namun perseroan masih harus mempertimbangkan terlebih dahulu dan menghitung mana saja rute yang dianggap tidak menguntungkan.
"Jadi kalau dulu rute yang satu rugi, bisa di-support rute yang lain, misalnya satu rute untung Rp10, yang sana rugi Rp3, masih untung Rp7. Sekarang kalau turunnya Rp7 rupiah dan untung Rp7 rupiah ya sudah susah," jelasnya.
Baca Juga: Masyarakat Hanya Bersedia Beli Tiket Pesawat Rp1 Juta-Rp1,5 Juta
Joseph menambahkan, dengan ditutupnya sejumlah rute tersebt, diharapkan keuangan perseroan bisa lebih sehat. Sebab menurutnya, diperkirakan biaya operasional bisa dihemat sekitar 5%.
"Yang paling penting efisiensi yang kami lakukan jangan sampai mengganggu safety (keselamatan), jangan juga menganggu kesejahteraan karyawan. Saya harap cost kita bisa turun 5%,” jelasnya
(Rani Hardjanti)