Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu disebabkan menurunnya tingkat konsumsi di sektor jasa di antaranya transportasi dan komunikasi serta konsumsi restoran dan hotel. Di antara konsumsi rumah tangga tersebut, konsumsi makanan dan minuman sekali lagi memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan konsumsi swasta.
Sementara konsumsi di sektor kesehatan dan pendidikan meningkat pada laju tercepatnya. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan, pada kuartal II/2019 pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi masyarakat selama puasa dan Lebaran.
Selain itu, adanya pemilu juga turut mendorong konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) pada kuartal II/2019.
“Namun pada saat yang sama, kami juga melihat ke mung kinan investasi agak melambat karena investor cenderung melakukan wait and see. Jadi mereka masih menunggu hasil pemilu yang baru selesai pada April. Kita harapkan ada kenaikan inves tasi pada bulan Juni,” ujarnya baru-baru ini.
Meski pertumbuhan ekonomi kuartal II/2019 diperkirakan lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07%, namun secara year-on-year (yoy) pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 tidak setinggi periode sama tahun 2018 yang mampu tumbuh sebesar 5,27%. “Kami prediksi lebih rendah dari tahun lalu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bank Indo nesia (BI) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2019 akan melandai akibat penurunan kinerja ekspor. Eskalasi ketegangan perdagangan global yang meningkat berdampak pada penyusutan kinerja ekspor akibat terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas.
Meski begitu, harga sejumlah komoditas, seperti kimia, besi dan baja, batu bara, serta minyak nabati masih relatif baik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengata kan, realisasi APBN sampai akhir Mei 2019 masih menunjukkan kondisi terkendali dan kinerja yang baik.
Penerimaan negara tumbuh 6,2% lebih baik dibanding pertumbuhan hingga April sebesar 0,5%. Pertumbuhan penerimaan perpajakan sebesar 5,7% lebih baik diban ding pertumbuhan hingga April sebesar 4,7%. Pertumbuhan PNBP sebesar 8,6% membaik dibanding posisi hingga April yang tumbuh negatif 14,8%. Penyerapan belanja negara tum buh 9,8% lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 7,9% dan lebih baik juga dibanding pertumbuhan hingga April sebesar 8,4%.
(Dani Jumadil Akhir)