JAKARTA - Gojek di bawah naungan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa melakukan pergantian logo (rebranding). Kehadiran logo baru tersebut diilhami oleh perjalanan Gojek yang telah berhasil menjadi platform teknologi terdepan di Asia Tenggara.
Bagaimana tidak, pertumbuhan Gojek sangatlah pesat sejak aplikasi diluncurkan. Dalam 3 tahun jumlah transaksi yang diproses melesat hingga ribuan persen.
Go-Jek yang dimulai dengan 20 mitra pengemudi, kini telah bermitra dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.
Baca juga: Boy Thohir Jadi Komisaris Gojek
Oleh karena itu, Okezone Finance merangkum fakta-fakta mengenai pergantian logo Gojek. Berikut fakta-faktanya.
1. Logo Baru
Founder dan CEO Go-Jek Grup Nadiem Makarim memutuskan untuk mengganti logo. Logo terbaru ini melambangkan eksistensi Gojek di Tanah Air. Di mana, Gojek menjadi pemecah masalah melalui teknologi.
"Logo ini melambangkan satu tombol untuk semua," ujar Nadiem belum lama ini.
Dirinya mengatakan, lingkaran di logo baru ini mewakili ekosistem Gojek yang semakin solid memberikan manfaat untuk semua. Juga diklaim sebagai cara pintar dalam mengatasi tantangan yang dihadapi para pengguna.
Baca juga: Nadiem: Dulu Go-Jek Susah Cari Pinjaman, Kini Jadi Rebutan Investor Asing
"(Tantangan) untuk hidup yang lebih mudah bagi konsumen, untuk akses pendapatan tambahan yang lebih luas bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan bisnis yang pesat bagi para merchant, dan masih banyak lagi. Dengan Go-Jek #PastiAdaJalan, itu intinya," ujar Nadiem.
2. Jadi Rebutan Investor
Presiden Gojek Grup Andre Soelisty menyebut bahwa Go-Jek saat ini telah didanai oleh berbagai investor asing yang berkapasitas besar. Di mana platform teknologi on demand ini telah menambah daftar investornya dengan Visa dan Mitsubishi. Tapi dirinya enggan memberitahukan nominal dan di bidang apa kedua investor tersebut mengucurkan dananya.
"Investor baru Go-Jek itu seperti Mitsubishi dan Visa. Dengan kerja sama ini ada yang dukung kita jadinya payment menjadi tonggak financial inclusion," ujar dia.
Baca juga: Go-Jek Ganti Logo, Nadiem Makarim: Kami Hadir untuk Pecahkan Masalah Teknologi
Untuk diketahui, Go-Jek sudah menyandang status decacorn dengan valuasi USD10 miliar atau Rp140 triliun.
Dia menuturkan, banyaknya investasi masuk ke Gojek merupakan bentuk apresiasi dan kepercayaan dari para pemain global. Terutama bagi investor asing yang tahu betul bahwa startup di negara emerging market perlu mitra yang kuat agar tetap bisa berkembang.
"Kita ambil contoh Google, perusahaan teknologi yang dipakai semua orang. Kita tahu Google salah satu perusahaan terbesar dunia. Maka itu mereka percayakan Go-Jek untuk berdayakan negara emerging, untuk bantu secara real," tutur dia.