Fakta-Fakta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2019

Irene, Jurnalis
Senin 10 Februari 2020 08:09 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2019 tumbuh di angka 5,02%. Meski masih mampu tumbuh di kisaran 5%, namun realiasi itu melambat dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang sebesar 5,17%.

Penurunan angka pertumbuhan juga terjadi di beberapa pulau. Berbagai komoditas pun ikut andil dalam penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berikut sejumlah fakta terkait pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang telah dirangkum Okezone pada Senin (10/2/2020):

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 turun 0,15% dari tahun sebelumnya

Indonesia masih mampu mempertahankan pertumbuhan di kisaran 5% , yakni dengan tumbuh mencapai angka 5,02% di 2019. Namun angka ini lebih rendah 0,15% bila dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 5,17%.

"Pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 sebesar 5,02%, lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya, dan mendekati ke posisi tahun 2016 yang tumbuh 5,03%," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (5/2/2020).

Meski demikian, Suhariyanto menilai untuk bertahan di angka 5% pada situasi global yang cenderung mengalami penurunan ini, tidaklah mudah. Menurutnya, angka ini sudah cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019.

"Mempertahankan 5% di situasi sekarang tidaklah gampang, dengan situasi global yang menunjukkan perlemahan, ini cukup baik," tambahnya.

Baca Juga: Perekonomian Amerika Dihantui Penyebaran Virus Korona

2. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 di bawah angka 5%

Sementara itu, penurunan juga terjadi jika dilihat dari periode pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2019 yang hanya sebesar 4,97%. Lebih rendah dari pertumbuhan kuartal IV-2018 yang sebesar 5,17%, begitupula dari pertumbuhan di kuartal III-2019 yang sebesar 5,02%.

Menurut Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan, turunnya pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 di bawah 5%, menggambarkan semakin beratnya permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia.

"Hadirnya kabinet baru yang hingga akhir 2019, telah bekerja dua bulan lebih, ternyata belum mampu membuat berbagai gebrakan yang dapat menyulut optimisme perekonomian. Sehingga realisasi pertumbuhan bisa lebih tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Padahal siklus pertumbuhan di kuartal terakhir ini, sering memberi harapan bagi akselerasi perekonomian lantaran terdapat perayaan Natal dan libur akhir tahun."Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV di dua tahun terakhir. Di mana pada kuartal IV-2017 ekonomi tumbuh 5,19% yoy dan pada kuartal IV-2018 sebesar 5,18%," tambahnya.

3. Perlambatan 4 negara mitra dagang jadi faktor penurunan pertumbuhan ekonomi

BPS juga mencatat, penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak terlepas dari empat negara mitra dagang utama yang perekonomiannya melambat di sepanjang 2019, yaitu Singapura, China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. "Jadi banyak negara yang alami perlambatan ekonomi," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Ini semua menunjukkan perekonomian global masih lemah dan belum stabil akibat lemahnya perdagangan global dan investasi. “Realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian,” ungkapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya