Profil risiko konservatif bisa juga terjadi karena kebutuhan investasi jangka pendek. Sebaliknya, investor yang tidak takut dengan volatilitas dan ingin mengejar potensi imbal hasil yang tinggi – terutama karena jangka waktu investasinya panjang – biasanya akan jatuh pada profil agresif. Jika investor cenderung berada ‘di tengah-tengah’, profil risikonya adalah moderat.
Secara umum, reksa dana pasar uang cocok untuk profil risiko konservatif, reksa dana pendapatan tetap untuk profil risiko moderat, dan reksa dana saham untuk profil risiko agresif.
Baca juga: Posisi Investasi Internasional Indonesia Tembus USD338 Miliar
"Namun tentu saja bauran dari tingkat keberanian investor menghadapi volatilitas, target imbal hasil yang diinginkan dan jangka waktu investasi akan sangat beragam," kata dia.