JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pilotnya. Hal ini imbas pandemi virus corona atau Covid-19.
Terkait hal itu, Staf Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa PHK pilot itu meski berat langkah ini harus dilakukan demi menyelamatkan perusahaan yang terpuruk akibat gempuran Covid-19.
Baca juga: Bos Garuda Akui Biaya Penerbangan Lebih Mahal karena PCR Test
"Jadi, untuk menyelamatkannya, Garuda Indonesia harus mengambil langkah yang sangat berat, namun harus dilakukan. Kita tak mau PHK, siapa yang mau ada PHK?," ujar dia usai mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan ke Posko Masak Satgas Covid-19, Jakarta, Sabtu (6/6/2020).
Kemudian, lanjut dia pihaknya membandingkan kondisi Garuda Indonesia dengan Boeing yang melakukan PHK atas ribuan karyawan. Bahkan Thai Airways yang terancam bangkrut.
Baca juga: Haji 2020 Dibatalkan, Bos Garuda: Ini Keputusan Pahit dan Keuntungan Semakin Berat
Menurutnya, Garuda Indonesia melakukan langkah pemutusan kontrak itu, agar tak jatuh lebih dalam. Hal ini untuk mencegah Garuda menjadi seperti dua perusahaan di industri penerbangan tersebut.
"Kalian pasti tahu Boeing saja melakukan PHK. Thai Airways itu bangkrut. Nah itu situasi berat juga dialami oleh Garuda. Sekarang bisa dibilang kenapa kita agak bertahan," ungkap dia.
Dia menambahkan maskapai penerbangan saat ini boleh kembali mengangkut penumpang. Akan tetapi demi mencegah penyebaran pandemi kapasistas pesawat harus dibatasi.
"Bayangkan pesawat tidak bisa lagi penuh kapasitas atau full capacity. Artinya penumpang turun. Kalau penumpang turun biaya operasional bagaimana? Ini kan berat sekali. Oleh karena itu banyak pertimbangan," tandas dia.
(Fakhri Rezy)