Sejak pertengahan Maret lalu, usaha yang dirintis bersama istrinya benar-benar berhenti. Pesanan tas seminar yang masuk pada awal Maret diminta untuk ditunda. Pandemi Covid-19 menjadikan seminar juga harus ditunda sampai waktu yang belum terhingga.
“Dalam kondisi itu saya mendapat pesanan baju hazmat dan saya bisa penuhi. Setiap hari bisa memproduksi 600 hingga 1.000 pieces,” ujarnya.
Baca juga: Penyiar Radio Banting Setir Jualan Es Durian, Begini Kisahnya
Satu set baju hazmat dijual dengan harga Rp80.000, dan belakangan hanya Rp40.000. Usaha ini terus mengalami penurunan dengan banyaknya produk pesaing. Barulah pada awal Juni dia mendapatkan pesanan pembuatan face shield untuk orang dewasa, anak-anak hingga bayi.