Bisnis Distro di Balik Jeruji Penjara

, Jurnalis
Senin 06 Juli 2020 08:50 WIB
Bisnis Pakaian (Foto: BBC Indonesia)
Share :

JAKARTA - Mesin jahit berbunyi ramai di penjara pria San Pedro de Lurigancho di ibu kota Peru, Lima. Sekitar 30 narapidana berada di sana membuat kaus bergambar dan berbagai produk lain untuk produk busana dengan merek Pieta.

Penjara ini dihuni 10.000 narapidana, meskipun kapasitas sesungguhnya hanya untuk 2.000 saja.

Carlos Arcel, 51 tahun, membuat baju hangat, atau sweater dari wol hewan llama. Dia bisa mendapat 400 sol (sekitar Rp1,5 juta) per minggu dan mengirimkan uang itu ke keluarganya.

“Saya senang bekerja untuk Thomas," katanya.

Baca Juga: Jadi Tren, Sepeda Kini Jadi Peluang Bisnis yang Menjanjikan 

Thomas yang dimaksud adalah seorang warga Prancis bernama Thomas Jacob, pendiri dan pemilik Pieta.

Thomas, 33 tahun, pernah bekerja di perusahaan busana Prancis, Channel, dan dapat ilham untuk mendirikan Pieta tahun 2012 ketika mengunjungi penjara San Pedro.

Thomas, yang pernah tinggal dan bekerja di Peru, pergi bersama seorang teman yang mengajarkan bahasa Prancis ke narapidana.

“Beberapa narapidana berkata mereka bisa menjahit, menyulam dan mencetak sablon, tapi tak berguna di penjara,” kata Thomas.

Kini bisnis ini punya 50 pegawai di berbagai penjara di Peru dan memproduksi 1.000 potong pakaian per minggu.

Sebagai upaya nonkomersial, para pekerja mendapat komisi setiap produk mereka laku.

Mereka yang berpartisipasi tak perlu punya pengalaman dalam membuat pakaian. Kejahatan yang mereka lakukan beragam, mulai dari pencurian hingga pembunuhan.

Baca Juga: Kim Kardashian, Lady Gaga hingga Vatikan Ternyata Pesan Mebel di Semarang 

Pieta kini punya tiga toko di Lima, tetapi pakaian mereka dan masker sejak pandemi dijual secara daring. Pesanan datang dari Australia, Amerika Serikat, dan negara-negara lain di Amerika Selatan.

Para pekerja ini dibayar setara upah minimum di Peru. Menurut Thomas, upaya ini dibangun bukan untuk menghemat biaya.

“Industri tekstil di Peru sangat berkembang. Produksi kami besar, dan kalau kami bikin di luar penjara, akan tetap untung. Tapi kami sengaja membuatnya di penjara karena ini proyek sosial,” katanya.

Bekerja di Pieta bisa mengurangi hukuman bagi narapidana karena di sini mereka bisa ikut kursus akademis. Dengan melakukan ini, waktu kurungan bisa dikurangi.

“Hukuman saya lima tahun, tapi kalau kita ambil kursus selama dua tahun, hukuman bisa dikurangi,” kata Daniel Rojas Palacios, 25 tahun.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya