Namun, kini akibat pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda seluruh negara di berbagai negara, membuat pemasukan Airbnb mengalami penurunan yang tajam. Akhirnya, perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 25% dari total tenaga kerjanya atau hampir 1.900 karyawan.
Baca Juga: 10 Manajer Investasi Terkaya di Dunia, Jim Simons si Profesor Matematika Juaranya
Tak hanya itu, perusahaan penginapan rumahan berbasis online tersebut mengalami sepi pelanggan dalam beberapa bulan ini. Di mana, pemilik bangunan yang bermitra dengan Airbnb ingin menjual propertinya.
Langkah-langkah putus asa tersebut untuk mengantisipasi para pemilik properti kehilangan ribuan dolar per bulannya. Hal ini dikarenakan banyaknya pesanan yang dibatalkan tapi biaya pemeliharaan, tagihan-tagihan bulanan dan pembayaran hipotek terus menumpuk.
"Kami telah bekerja untuk mendukung komunitas melalui berbagai upaya, termasuk melakukan suntikan USD250 juta untuk membantu mendukung para pemilik rumah yang terkena dampak pembatalan tamu terkait Covid-19 dan USD17 juta untuk Super Host Relief Fund kami," ujar juru bicara Airbnb dalam sebuah pernyataan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)