JAKARTA - Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja menimbulkan kontroversi karena mendapatkan penolakan dari beberapa masyarakat. Alasannya UU ini terlalu terburu-buru disahkan sehingga menimbulkan kecurigaan.
Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rosan P Roeslani, salah satu tujuan UU Cipta Kerja adalah menarik investasi sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, pemerintah melakukan cara untuk memangkas yang selama ini menjadi penghambat.
Baca Juga: UU Ciptaker Geber Produktivitas Pekerja, Pengusaha: Negara Mandiri
Misalnya, salah satu yang menjadi masalah klasik adalah terkait perizinan. Roh dari UU Cipta Kerja ini untuk mempermudah proses perizinan yang selama ini terlalu berbelit.
"Rohnya ada di perizinan tapi kan semua meningkatkan produktifitas meningkatkan Investment climate, meningkatkan EODB , itu menyangkut banyak hal," ujarnya dalam konferensi pers di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga: UU Ciptaker Bikin Investasi Tumbuh 7%, Pengangguran Bisa Bekerja Lagi
Dengan pemangkasan perizinan ini, maka produktifitas dunia usaha bisa meningkat. Hal ini juga sangat baik untuk meningkatkan iklim berusaha.
Tak hanya itu, UU Cipta Kerja juga dibuat untuk meningkatkan produktifitas para pekerja. Mengingat saat ini, produktifitas masih sangat rendah jika dibandingkan beberapa negara di dunia.
Tak hanya itu, pembentukan UU Cipta Kerja juga menyusul keinginan pemerintah membuka seluas-luasnya industri yang ingin masuk ke Indonesia karena sebelum UU Cipta Kerja menjadi salah satu yang tertutup.