Sebab Utama Minimnya Penumpang LRT Jakarta menilai pendeknya jalur atau koridor LRT Jakarta
Manajemen PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mencatat pendeknya jalur konstruksi LRT Jakarta menjadi penyebab utama minimnya minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi tersebut. Di mana, pada tahap satu pembangunan rute LRT belum menjamah pusat-pusat strategis di Jakarta. Sehingga upaya untuk memaksimalkan tingkat penggunaan belum bisa direalisasikan.
Saat ini koridor LRT hanya mencakup enam stasiun saja yang menghubungkan stasiun Kelapa Gading hingga Velodrome. Direktur Proyek Jakarta International Stadium PT Jakarta Propertindo Iwan Takwin menilai, semakin luas tingkat pelayanan transportasi, maka semakin banyak penggunanya.
"Secara logika karena angkutan transportasi itukan semakin jauh luas pelayanannya, penumpangnya semakin banyak. Jadi semakin luas area pelayanannya maka berbanding lurus dengan jumlah penumpangnya. Pada tahap satu pelayanan koridornya masih minim. Nanti kalau diperpanjang bisa mencakup beberapa area. Tentunya semakin luas area pelayanan, maka okupansi semakin naik," ujar Iwan saat dikonfirmasi.
Dalam kajian pemda DKI, potensi pengguna LRT Jakarta menjadi salah satu poin pertimbangan untuk memperluas rute moda lintas rel terpadu itu. Artinya Pihak Anies Baswedan akan memperluas jangkauan LRT untuk menjamah masyarakat Jakarta.
"Itu yang menjadi salah satu pertimbangan dari konsultan yang melakukan studi saat ini. Jadi perlu untuk menambahkan jalur LRY agar target penumpangnya bisa tercapai. Itu semuanya dilakukan dalam studi konsultan," kata dia.
Saat ini pihak Iwan tengah mengkaji keberlanjutan rencana konstruksi pembangunan rute LRT Velodrome Rawamangun-Dukuh Atas. Kajian itu berupa skema anggaran proyek, kelayakan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan hal lainnya.
"Skema pembiayaan belum final, kita bersama-sama dengan konsultan, melakukan studi kira-kira dari aspek proyek, keuangan seperti apa itu bisa fleksibel. Nanti Jakpro diminta untuk mencari alternatif pendanaan, apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini," ujar dia.
Sebelumnya, rencana pembangunan rute LRT Velodrome Rawamangun-Dukuh Atas disebut akan dibatalkan karena dinilai terlalu terburu-buru. Penghentian rencana pembangunan tersebut didasari atas ketidakpastian pembangunan jalur MRT East-West yang belum tahu waktu dimulainya.
Iwan menepis hal itu, meskipun pihaknya belum bisa memastikan kapan dimulainya konstruksi lanjutan. Dia bilang, usai kajian dilakukan, Jakpro bersama dengan Dinas Pehubungan (Dishub) DKI Jakarta akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ihwal pemberian rekomendasi untuk keperluan penerbitan izin konstruksi LRT Jakarta tahap dua.
"Setelah itu terbit baru kita pikirkan konstruksinya karena durasi pembangunan baru bisa kelihatan kalau sudah dipastikan jalur dan panjang transitnya, besar stasiun, dll, ini masuk dalam studi kita," tutur dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)