JAKARTA - Kepala Pusat Kebijakan APBN Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, produktivitas kelapa sawit Indonesia hampir dua kali lebih rendah dibandingkan Malaysia.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena banyak lahan sawit yang belum matang, perawatan dan penggunaan pupuk yang belum optimal serta dukungan pemerintah bagi petani plasma belum sebaik di Malaysia.
Baca Juga: Remajakan 180.000 Hektare Sawit, Menko Airlangga Kucurkan Rp5,56 Triliun
“Ada beberapa tantangan di sektor hulu yaitu keterbatasan lahan dan moratorium perluasan lahan, kesejahteraan perkebun mandiri termasuk isu sengketa lahan, deforestasi dan degradasi lahan. Ini adalah tantangan yang harus dimitigasi risikonya terutama dalam pembuatan kebijakan,” kata Ubaidi, Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Baca Juga: Kampanye Anti Kelapa Sawit, Indonesia Buktikan di Sidang WTO
Ubaidi menambahkan, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di sektor hulu sawit, pemerintah sudah menyiapkan program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program BPDPKS antara lain pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit dan penyedian dan pemanfaatn bahan bakar nabati.
Menurut Ubaidi, program tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia, menciptakan pasar domestik, menyerap kelebihan CPO di pasar dalam rangka stabilisai harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.