JAKARTA - Putri mantan Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos, Isabel dos Santos tak lagi terdaftar sebagai wanita terkaya di Afrika pada 2021. Dilansir dari Forbes, Kamis (11/2/2021), delapan tahun lalu, dia memiliki kekayaan bersih sekitar USD3,5 miliar atau setara Rp49 triliun (mengacu kurs Rp14.000 per USD).
Sekarang, setelah posisi ayahnya sejak 2017 digantikan oleh João Lourenço, kekayaan Isabel yang diduga diraih dengan cara haram mulai terendus oleh publik. Alhasil, kini banyak asetnya yang dibekukan oleh pengadilan di tiga negara yang berbeda.
Dahulu, dia dilaporkan memiliki rumah di pulau pribadi di Dubai, tempat tinggal di London, dan kapal pesiar senilai USD35 juta. Dia kemungkinan memiliki rekening dan aset bank yang belum dilacak oleh Forbes dan otoritas hukum.
Baca Juga: Daftar 10 Orang Terkaya Afrika, Semua Diisi Pria Tajir Melintir
Dia dikatakan sedang membagi waktunya antara Dubai London. Salah satu kota di Inggris itu merupakan tempat suaminya, Sindika Dokolo, meninggal dan dimakamkan dalam kecelakaan menyelam pada Oktober lalu.
Jalan Menuju Kekayaan
Isabel dos Santos adalah putri tertua mantan Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos, yang memerintah negara itu dari 1979 hingga 2017.
Sementara dia mengelola negara yang dilanda kemiskinan tetapi kaya minyak, dia mengumpulkan saham yang signifikan dalam industri strategis Angola seperti perbankan, semen, berlian, dan telekomunikasi. Itu menjadikannya pebisnis paling berpengaruh di tanah airnya.
Lebih dari setengah asetnya adalah saham di perusahaan Portugis, menambah kredibilitas internasional. Ketika Forbes menyatakannya sebagai miliarder pada Januari 2013, pemerintah menyebarkan berita itu sebagai kebanggaan nasional, bukti nyata bahwa negara itu telah tiba.
Baca Juga: Gurita Bisnis Hartono Hosea, sang Crazy Rich Solo
Sejauh yang bisa dilacak, setiap investasi besar di Angola yang dipegang oleh Dos Santos berasal dari mengambil sebagian dari perusahaan yang ingin berbisnis di negara itu atau dari pukulan pena presiden yang memotongnya ke dalam tindakan.
Kisahnya merupakan jendela langka ke dalam narasi kleptokratis tragis yang menguasai negara-negara kaya sumber daya di seluruh dunia.
Di Portugal, perusahaan yang diinvestasikan Dos Santos di beberapa bank, perusahaan TV kabel, dan perusahaan teknik menutup mata terhadap sumber dana investasinya yang meragukan.
“Saat dia membeli saham di bank di Portugal. . . Saya terus berkata, 'Dari mana asal uang itu? Mengapa Anda mengizinkan dia untuk mencuci uang melalui sistem kami? '” mantan anggota Parlemen Eropa dan anggota Partai Sosialis Portugal Ana Gomes yang mengajukan rincian dugaan pencucian uang ke otoritas peradilan Portugis mulai tahun 2016.