Harga Minyak Naik Tipis Ditopang Berkurangnya Pasokan Libya

Antara, Jurnalis
Jum'at 23 April 2021 07:22 WIB
Harga Minyak (Foto: Shutterstock)
Share :

Kilang-kilang Indian Oil Corp Ltd (IOC) beroperasi pada sekitar 95 persen dari kapasitas mereka, turun dari 100 persen pada waktu yang sama bulan lalu, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.

Jepang, importir minyak nomor empat dunia, diperkirakan akan mengumumkan gelombang ketiga penguncian yang mempengaruhi Tokyo dan tiga prefektur barat, media melaporkan.

Sentimen bearish yang mendasari juga dipicu oleh kemajuan pembicaraan antara Iran dan kekuatan-kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015, kata analis minyak PVM, Tamas Varga. Analis mengatakan Iran memiliki potensi untuk menyediakan sekitar 1-2 juta barel per hari (bph) tambahan pasokan minyak jika kesepakatan tercapai.

Setiap peningkatan pasokan dari Iran akan berada di atas barel ekstra yang sudah diperkirakan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, yang berencana untuk mengembalikan sekitar dua juta barel per hari produksi selama tiga bulan berikutnya.

Anggota OPEC+ akan bertemu minggu depan, tetapi perubahan besar pada kebijakan produksi tidak mungkin terjadi, kata Wakil Perdana Menteri Rusia dan sumber OPEC+.

Sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) membiarkan kebijakannya tidak berubah seperti yang diperkirakan, menjaga aliran stimulus yang berlebihan, bahkan saat ekonomi zona euro diprediksi rebound dalam beberapa bulan mendatang karena pembatasan pandemi dicabut.

Di Amerika Serikat, jumlah orang yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah 13 bulan minggu lalu. Tetapi, sementara pemulihan pasar tenaga kerja semakin cepat, bendera merah muncul di pasar perumahan dengan penjualan rumah bekas turun ke level terendah tujuh bulan pada Maret.

Dalam jangka panjang, permintaan minyak diperkirakan akan terpukul, karena lebih banyak negara mengadopsi kebijakan untuk memerangi perubahan iklim.

Amerika Serikat dan negara-negara lain menaikkan target mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada pertemuan puncak iklim global yang diselenggarakan oleh Presiden Joe Biden, sebuah acara yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali kepemimpinan AS dalam perang melawan pemanasan global.

Biden mengungkapkan tujuan untuk mengurangi emisi hingga 50-52 persen dari tingkat 2005. Jepang hampir menggandakan targetnya untuk mengurangi emisi karbon menjadi 46 persen pada 2030.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya