Tapering biasanya mengangkat dolar karena itu berarti langkah menuju kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga berarti The Fed akan membeli lebih sedikit aset utang, yang menunjukkan akan ada lebih sedikit dolar yang beredar.
The Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (10/9/2021) bahwa pejabat Fed akan mencari kesepakatan untuk mulai mengurangi pembelian obligasi pada November.
Selain inflasi, angka penjualan dan produksi ritel AS juga dijadwalkan akan dirilis minggu ini.
"Angka IHK (Indeks Harga Konsumen) tinggi lainnya minggu ini dalam menghadapi data ekonomi yang melemah dapat mulai membuat Fed tersudut, karena tekanan meningkat untuk normalisasi stimulus," kata Christopher Vecchio, Analis Senior DailyFX.com, unit riset dari broker valas IG.
Euro termasuk di antara mata uang yang melemah terhadap dolar, merosot ke 1,1770 dolar, terendah dalam lebih dari dua minggu, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan pekan lalu akan mulai memangkas pembelian obligasi daruratnya. Euro terakhir turun 0,1% pada 1,1801 dolar.
Terhadap yen, dolar naik 0,1% pada 110 yen. Dolar juga naik 0,5% versus franc Swiss menjadi 0,9228.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)