JAKARTA - Indeks dolar AS tergelincir dari tertinggi satu tahun dalam perdagangan bergejolak pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB). Dolar sedikit tertekan oleh kenaikan klaim pengangguran mingguan AS, dengan investor juga mengonsolidasikan keuntungan mereka setelah kenaikan tajam dalam beberapa sesi terakhir.
Greenback secara keseluruhan telah didukung oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi Federal Reserve akan mengurangi stimulus moneternya mulai November bahkan ketika pertumbuhan global melambat.
Baca Juga: Isu Tapering Fed Bikin Dolar AS Perkasa
Namun, data ekonomi pada Kamis (30/9/2021) melemahkan sebagian kekuatan dolar.
Klaim pengangguran awal AS naik untuk minggu ketiga berturut-turut menjadi 362.000 untuk periode yang berakhir 25 September, data menunjukkan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 335.000 permohonan tunjangan pengangguran untuk pekan terakhir.
Laporan lain mengkonfirmasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan di kuartal kedua, pada laju 6,7%, berkat uang bantuan pandemi dari pemerintah, yang mendorong belanja konsumen.
Baca Juga: Indeks Dolar Menguat Dipicu Lonjakan Imbal Hasil Obligasi AS
"Bahkan jika dolar AS jatuh kembali sedikit lebih jauh dalam waktu dekat, kami perkirakan akan melanjutkan reli baru-baru ini pada waktunya," Joseph Marlow, asisten ekonom di Capital Economics, menulis dalam sebuah catatan penelitian.
"Meskipun imbal hasil jangka panjang telah meningkat di sebagian besar ekonomi utama, imbal hasil obligasi AS telah meningkat lebih kuat dari kebanyakan dan, yang penting, sebagian besar didorong oleh imbal hasil riil yang lebih tinggi, yang mencerminkan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat."
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam rivalnya, mencapai 94,504, tertinggi sejak 28 September tahun lalu. Terakhir turun 0,2% pada 94,199.