JAKARTA – Seluruh armada pesawat Garuda Indonesia akan ditarik lessor atau perusahaan penyewa pesawat 6 bulan ke depan. Kementerian BUMN memperkirakan penarikan tersebut dilakukan restrukturisasi utang emiten tidak dipercepat.
Baca Juga: Pangkas Utang Garuda dari Rp139 Triliun Jadi Rp52,3 Triliun, Caranya?
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mencatat, saat ini pengurangan jumlah pesawat emiten dengan kode saham GIAA itu terus dilakukan. Hingga saat ini tercatat hanya 60 armada pesawat Garuda yang beroperasi. Padahal kepemilikan armada saat ini mencapai 125 pesawat, terdiri atas 119 pesawat sewa dan 6 pesawat milik sendiri.
"Garuda ini butuh kecepatan (restrukturisasi utang), kalau tidak cepat dalam waktu 3-6 bulan pesawatnya bisa di grounded semua. Karena saat ini pesawatnya terus di grounded," ujar Kartika, Rabu (10/11/2021).
Baca Juga: Proposal Restrukturisasi Utang Garuda Indonesia Rp139 Triliun, Ini Isinya
Pengurangan jumlah pesawat juga sejalan dengan pemangkasan sejumlah rute penerbangan. Pemegang saham, akan memangkas rute penerbangan Garuda dari 237 rute menjadi 140 rute saja. Artinya, ada 97 rute yang nantinya ditutup.