JAKARTA - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena prospek persediaan yang ketat di seluruh dunia diimbangi oleh perkiraan peningkatan produksi dalam beberapa bulan mendatang serta kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus corona di Eropa.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari menguat 38 sen atau 0,5%, menjadi 82,43 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember turun 12 sen atau 0,2%, menjadi 80,76 dolar AS per barel.
"Pasar minyak akan tetap ketat dalam jangka pendek, yang seharusnya mendukung harga," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Kepala Eksekutif Trafigura Group Jeremy Weir mengatakan ketatnya pasar minyak global disebabkan permintaan kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Beragam, Investor Khawatirkan Stok dan Permintaan
Produksi minyak dari cekungan Permian Texas diperkirakan mencapai rekor 4,953 juta barel per hari (bph) pada Desember.
Stok minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat untuk minggu keempat berturut-turut, dengan analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan peningkatan sekitar 1,4 juta barel pekan lalu.
Yang pertama dari dua laporan pasokan mingguan, dari kelompok industri American Petroleum Institute (API), akan dirilis Selasa (16/11) malam.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Imbas Spekulasi The Fed
Namun, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan reli pasar minyak dapat mereda karena harga yang tinggi dapat memberikan insentif yang kuat untuk meningkatkan produksi, terutama di Amerika Serikat.