NEW YORK - Dolar AS menguat terutama terhadap Euro. Penguatan dolar AS pun menunjukkan perannya sebagai mata uang safe-haven utama saat ini.
Euro jatuh ke level terendah pada perdagangan Selasa, karena ketegangan antara Rusia dan Ukraina menarik investor berlari ke dolar. Hal ini terjadi sehari sebelum Federal Reserve (Fed) diperkirakan mengungkapkan rincian rencananya memperketat kebijakan moneter.
Para pemimpin Barat meningkatkan persiapan untuk setiap aksi militer Rusia di Ukraina. Sementara Moskow mengatakan, pihaknya mengawasi dengan sangat prihatin setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi.
Baca Juga: Ketegangan Ukraina-Rusia Angkat Dolar AS ke Level Tertinggi
Ketegangan tetap tinggi setelah NATO mengatakan, bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur sebagai tanggapan atas penambahan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina.
Rubel rebound untuk menguat 0,54% menjadi USD78,62 setelah sebelumnya melemah menuju level terendah lebih dari 14 bulan.
Direktur Strategi Valas Credit Suisse, Alvise Marino menilai, ketegangan Ukraina lebih mengekspos euro dan Eropa, terutama mengenai energi. Sedangkan kekuatan dolar AS lebih berkaitan dengan pengetatan kebijakan Fed.
Baca Juga: Inflasi AS Meningkat 0,5%, Dolar Semakin Tertekan
"Pasar memperkirakan dalam satu kenaikan oleh The Fed pada 2022. Sekarang kami memperkirakan empat. Itu pada akhirnya merupakan pendorong utama kekuatan dolar yang telah kita lihat selama tiga bulan terakhir," katanya, dikutip dari Antara, rabu (26/1/2022).
"Ini sedikit dipercepat karena pelemahan di pasar ekuitas yang lebih luas dan selera risiko yang telah Anda lihat khususnya sejak Rabu lalu," kata Marino.