4. Pertanyakan Pasokan
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyatakan, pasokan minyak goreng yang digelontorkan kepada peritel baru mampu terserap 5% dari 10% jatah yang diberikan pemerintah.
Adapun total minyak goreng yang diguyurkan Pemerintah sebanyak 250 juta liter per bulan. Dengan alokasi, 10% disebar melalui ritel modern. Artinya, peritel hanya menerima 25 juta liter per bulan.
"Skemanya sudah jelas, komit Pemerintah kan 250 juta liter sebulan lewat para produsen minyak goreng dan distributor untuk masuk ke ritel, pasar tradisional, operasi pasar. Tapi 250 juta liter itu, ritel hanya butuh 10%. Jadi hanya butuh 25 juta liter per bulan. Yang 10% ini saja belum terpenuhi apalagi yang 90%. Saat ini saja baru masuk nggak sampai 5%," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
5. Harus Ada Kerja Sama
Roy tidak heran jika hari ini minyak goreng satu harga belum masuk ke pasar tradisional. Karena dari berdasarkan catatannya, dari sisi ritel saja pasokannya kurang.
"25 juta liter minyak goreng saja belum terpenuhi ke ritel modern. Bagaimana ke pasar hari ini yang sudah mulai berlaku. Pasti nggak bisa. Karena di ritel saja nggak pasok," tuturnya.
Dia pun berharap, ada kerja sama yang baik antara produsen dan distributor demi kelangsungan kebutuhan masyarakat Indonesia. Karena diketahui bersama, minyak goreng merupakan bahan pokok krusial bagi ibu-ibu rumah tangga maupun pelaku usaha makanan.
(Dani Jumadil Akhir)