NEW YORK - Dolar dan euro melemah pada akhir perdagangan Senin, setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menenangkan ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga yang mendorong imbal hasil obligasi regional di Eropa ke level tertinggi multi-tahun.
"Tidak perlu pengetatan kebijakan moneter besar-besaran di zona euro karena inflasi akan menurun dan bisa stabil sebesar 2,0%," ujar Lagarde pada sidang Parlemen Eropa, dikutip dari Antara, Selasa (8/2/2022).
Pekan lalu ECB membuka pintu untuk kenaikan suku bunga pada 2022 karena risiko inflasi meningkat, sementara data yang menunjukkan lompatan tak terduga dalam pekerjaan AS yang diciptakan pada Januari juga meningkatkan spekulasi jadwal yang lebih cepat bagi Federal Reserve (Fed) untuk menaikkan suku bunga.
Baca Juga: Dolar AS Jadi Pilihan Utama Investor, Euro ke Level Terendah
Ekspektasi suku bunga baru untuk Fed dan ECB mengadu dolar dan euro terhadap satu sama lain yang akan lebih unggul. Data harga konsumen AS yang akan dirilis pada Kamis (10/2/2022) siap menjadi penentu titik data utama.
"Euro-dolar akan berada dalam semacam tarik ulur antara dua kekuatan ini, tetapi pada akhirnya dengan IHK di AS, kita mungkin akan mengalami sedikit lebih banyak pemulihan dolar," kata Direktur Pelaksana Manajemen Aset BK, Kathy Lien.
Baca Juga: Ketegangan Ukraina-Rusia Angkat Dolar AS ke Level Tertinggi
Sebuah jajak pendapat Reuters dari para ekonom menunjukkan bahwa mereka memperkirakan IHK tahun-ke-tahun telah naik menjadi 7,3 persen pada Januari.
Mata uang utama diperdagangkan dalam kisaran ketat dekat titik impas. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,045%dengan euro turun 0,03% menjadi USD1,1443 dolar AS.