Demikian pula GRAB yang melantai di Nasdaq pada 2 Desember 2021. Kala itu, GRAB ditutup anjlok -20,53% di USD8,75 dalam debutnya, meskipun sempat melejit saat bel pembukaan di USD13,06.
Sejak hari pertama listing hingga 8 April 2022, GRAB masih tertekan -67,21%, jatuh di bawah harga perdana sekaligus di bawah harga terakhir saham Altimeter Growth Corp (AGC), sebelum diakuisisi GRAB.
Kedua hal ini membuat Liza khawatir performa GoTo akan menjadi ajang jualan investor mengingat kinerja keuangan terakhir masih membukukan kerugian.
BACA JUGA:Melantai di Bursa Hari Ini, GoTo Siapkan Rp310 Miliar untuk Driver Gojek
"Jujur cukup bikin gugup juga saat Goto menyebarkan prospektus pertama kali, karena di situ mereka tulis bahwa mereka sangat open dengan kondisi keuangan atau kinerja perusahaan yang masih merugi sejak awal berdiri," terang Liza.
Kendati demikian, Liza memandang optimis kapitalisasi pasar saham GoTo yang jumbo dapat menjadi roda penggerak bagi indeks sektor teknologi, sekaligus mesin bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sebelumnya, Technical Analyst BNI Sekuritas Andri Zakaria mencermati periode IPO GoTo pada pekan kedua April terjadi ketika market sedang berada di fase tertingginya.