Pertumbuhan yang kuat tersebut terutama disumbangkan oleh restrukturisasi bisnis Perseroan dengan mengakuisisi berbagai bisnis digital yaitu RCTI+ dan 7 portal online dari MNCN. Selain itu, Multi Channel Network (MCN) Perseroan juga menunjukkan kinerja yang luar biasa di YouTube, Facebook, dan TikTok, dengan memiliki lebih dari 182 content creator digital, dan 462 juta subscribers/ followers, serta 58 miliar views. Secara keseluruhan, MSIN berada di posisi yang baik dan menjanjikan untuk memanfaatkan peluang pasar digital yang berkembang di Indonesia.
Kemudian, pendapatan subscription tercatat sebesar Rp123,9 miliar pada Q1-2022, yang merupakan sumber pendapatan baru bagi Perseroan yang berasal dari akuisisi Vision+ dari bisnis IPTV MNC Group, membuat terobosan menjadi platform superapp SVOD dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Vision+ telah berhasil menghasilkan lebih dari 2 juta pelanggan berbayar, 8 juta pengguna terdaftar, dan lebih dari 47 juta MAU. Pendapatan subscription mampu melebihi ekspektasi anggaran Perseroan sebesar 35%.
Pendapatan E-sports & Gaming tercatat sebesar Rp5,3 miliar pada Q1-2022. Pencapaian ini terutama didorong oleh kinerja monetisasi dalam aplikasi MSIN dari 74 game kasualnya. Pendapatan E-sports & Gaming diperkirakan akan meningkat lebih lanjut pada tahun 2022, karena Perseroan terus berinvestasi dan membangun lini bisnis gaming-nya dengan peluncuran 2 game mobile yang sangat ditunggu, Rapid Fire dan Fight of Legends yang akan diluncurkan pada Q2 dan Q3 di tahun ini.
Sementara itu, beban langsung pada Q1-2022 tumbuh menjadi Rp590,6 miliar, meningkat 70% YoY dari Q1-2021 sebesar Rp347,6 miliar, yang sebagian besar dikontribusikan oleh injeksi aset digital baru yaitu RCTI+, Vision+, dan 7 online portal ke dalam Perseroan. Biaya produksi konten tetap sejalan dengan kuartal sebelumnya.
Laba kotor meningkat sebesar 146% YoY menjadi Rp327,9 miliar pada Q1-2022 dari Rp133,4 miliar pada Q1-2021, dengan peningkatan marjin laba kotor menjadi 35% dari 27% tahun lalu. Laba kotor berada di 47% di atas angka forecast Perseroan pada Q1-2022.
Beban G&A tumbuh sebesar 157% YoY menjadi Rp85 miliar pada Q1-2022 dari Rp33 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan substansial dalam beban G&A terutama disebabkan oleh peningkatan dan penyerapan biaya dari operasi digital MSIN yang baru dikonsolidasikan.
(Feby Novalius)