Waskita Beton (WSBP) Yakin Bisa Pulih dan Bangkit Pasca-Restrukturisasi, Ini Strateginya

Agregasi Harian Neraca, Jurnalis
Selasa 10 Mei 2022 12:57 WIB
WSBP yakin bisa pulih pasca-restrukturisasi. (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yakin dapat angkit dan pulih setelah restrukturisasi diselesaikan.

Hal itu karena sejak 25 Januari 2022, WSBP dalam proses menyelesaikan restrukturisasi keuangan lewat jalur Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Adapun pihak manajemen dan para kreditur tengah mencari kesepakatan solusi restrukturisasi terbaik dengan penekanan pada going concern bisnis WSBP.

 BACA JUGA:WSBP Kena PKPU, Waskita Karya Bisa Apa?

”Tahun 2021 dan awal 2022 adalah periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan," ujar President Director WSBP FX Poerbayu Ratsunu dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Dia menyebut fokus dari manajemen yang dipimpinnya saat ini adalah meningkatkan capaian kinerja operasional WSBP.

Kemudian untuk manajemen WSBP sangat optimis dapat membangkitkan kinerja WSBP dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat.

Keyakinan itu juga yang mendorong potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar.

Sehingga anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk itu berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,38 triliun pada tahun 2021.

Tercatat pendapatan tersebut disumbang oleh tiga lini bisnisnya, yaitu pendapatan dari penjualan produk beton pra-cetak sebesar Rp772 miliar, pendapatan dari segmen readymix sebesar Rp309 miliar, dan pendapatan usaha jasa konstruksi sebesar Rp298 miliar.

 BACA JUGA:Waskita Beton (WSBP) Ekspor Tiang Pancang ke Myanmar

Kini, WSBP berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp307 miliar, atau meningkat signifikan dibandingkan capaian di tahun 2020 di mana WSBP membukukan rugi bruto sebesar Rp53 miliar.

Mereka pun mampu menekan angka rugi bersih menjadi Rp1,94 triliun, dari sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp4,29 triliun pada 2020.

"Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp6,88 triliun, yang terdiri dari Aset Current sebesar Rp4,21 triliun dan Aset Non Current sebesar Rp2,67 triliun," katanya.

Diketahui, WSBP juga melakukan restatement atas laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya.

Alasannya, pada proses penyusunan laporan keuangan 2021, bersamaan dengan proses PKPU dan penyusunan proposal perdamaian, baik perusahaan maupun kreditur memerlukan Laporan Keuangan yang akurat.

"Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan," jelasnya.

Pada 2022 ini, WSBP menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 30% dibandingkan capaian 2021.

Sehingga, dalam jangka pendek, WSBP memiliki captive market menyuplai produk precast dan readymix ke proyek jalan tol Waskita Karya yang didanai oleh PMN (Penyertaan Modal Negara) dari pemerintah.

"Sementara untuk 3 - 5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN)," terangnya.

Sebagai informasi, pada Maret 2022, WSBP berhasil membukukan beberapa proyek jalan tol besar di antaranya proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 2, dan proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi seksi 2.

Serta pada proyek di luar jalan tol, WSBP juga tengah berkontribusi dalam proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Infrastruktur G20 hingga Proyek Manyar Smelter.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya