JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menambah modal melalui mekanisme rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Perseroan mengincar dana Rp5 triliun dari rights issue yang digelar pada kuartal III 2022.
“Rights issue BSI kita siapkan Rp5 triliun bahkan lebih dari pemegang saham eksisting Bank Mandiri, BNI dan BRI. BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih modern dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial. Harapannya akuisisi customer baru lebih cepat,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Kamis (19/5/2022).
Menurut Wamen BUMN yang akrab disapa Tiko ini, ada beberapa faktor pendorong di balik aksi korporasi tersebut. BSI akan didorong meningkatkan pangsa pasar di perbankan syariah dari 7% menjadi setidaknya 10%.
Ia menjelaskan BSI pun perlu memperluas jaringan sehingga jangkauan bisnisnya lebih luas dan menjadi bank syariah yang universal. Sebagai bank syariah komersial, kecepatan layanan melalui fitur produk BSI pun perlu ditingkatkan dengan tanpa mengurangi aspek kenyamanan. Hal itu dilakukan BSI salah satunya untuk menggaet nasabah milenial yang memang meningkat tajam.
Adapun batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5%. Sementara dalam laman resmi BSI disebut, komposisi pemegang saham BSI saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 24,91%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 17,29%.
Sementara itu sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83%, BNI Life Insurance hanya 0,01%. Juga pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5% termasuk publik baru sekitar 7,08%