Pendapatan usaha konsolidasi ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi & logistik energi sebesar 54%, jasa hulu migas 38% dan jasa penunjang 8%.
Pertumbuhan ini juga terefleksikan atas capaian laba kotor sebesar Rp200 miliar, atau meningkat significant sebesar 67% dibandingkan pada periode yang sama di 2021 yakni sebesar Rp120 miliar.
Sedangkan realisasi belanja modal 2022 pada kuartal 1 2022 ini dimanfaatkan untuk berbagai investasi yang mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis.
Beberapa diantaranya untuk pengembangan jasa hulu pada pemeliharaan kapasitas kelengkapaan pekerjaan Hydraulic Workover (HWU) serta jasa distribusi dan logistic energi untuk pembangunan Terminal Liquefied Petroleum Gas (TLPG) Kolaka dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tembilahan.
Sebagai informasi, anak usaha dari PT Pertamina ini meproyeksikan laba bersih pada 2022 sebesar Rp 200 miliar atau tumbuh dari realisasi 2021 sebesar Rp 108 miliar. Adapun sampai dengan kuartal I 2022, Elnusa membukukan laba bersih yang belum diaudit sebesar Rp 75 miliar.
Untuk mencapai target tersebut perusahaan mengalokasikan belanja modal Rp700 miliar untuk investasi pada sejumlah peralatan hulu dan hilir migas.
Direktur Utama Elnusa, John Hisar Simamora mengatakan, salah satu upaya perusahaan adalah melakukan diversifikasi revenue, tidak hanya dari kegiatan hulu migas (upstream) sebagai bisnis inti (core business) namun juga berbagai kegiatan di hilir migas.
(Taufik Fajar)