JAKARTA - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) bakal melakukan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau menerbitkan right issue sebanyak 15.302.195.240 saham.
Melansir keterbukaan informasi BEI, Rabu (13/7/2022), right issue diterbitkan dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan setiap pemegang satu saham berhak memperoleh 8 HMETD yang dapat dilaksanakan menjadi saham baru Perseroan.
Adapun Saham Baru akan memiliki hak yang sama dengan saham-saham YELO lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan sebelum Penawaran Umum Terbatas II (PUT II).
Setelah itu, YELO akan meminta persetujuan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 14 Juli 2022, sehingga right issue segera digelar setelah mendapat restu pemodal dan pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PT Artalindo Semesta Nusantara (ASN) sebagai pemegang saham utama dan pengendali perseroan akan meminjamkan dana Rp737,11 miliar kepada perseroan.
Pelunasan pinjaman itu akan dilakukan melalui proses right issue, sehingga ASN akan melaksanakan saham baru yang memiliki 6.699.647.184 saham alias 6,69 miliar saham.
Pinjaman dari ASN Rp737,11 miliar tersebut akan dipinjamkan kepada PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP), entitas anak perseroan dengan kepemilikan 99,67 persen dari seluruh saham dalam TKP.
Selanjutnya, dana itu oleh TKP dibuat pembayaran deposit atau jaminan sewa aset jaringan kabel serat optik kepada PT Gemilang Lintang Nusantara (GLN).
Rencana sewa jaringan kabel serat optik (fiber optic) maksimal Rp1,47 triliun dengan nilai sewa jaringan kabel serat itu 506,04 persen dari sejumlah ekuitas perseroan per 31 Desember 2021.
Penambahan modal diharapkan akan memperkuat struktur permodalan perseroan sehingga dapat memberi pinjaman kepada entitas anak untuk mengembangkan usaha bidang internet service provider melalui jaringan kabel fiber optic.
Selanjutnya untuk meningkatkan jumlah saham beredar. Dengan adanya penambahan modal berskema right issue itu, diharap menambah jumlah saham di pasar, dan akan meningkatkan likuiditas saham perseroan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)