JAKARTA – PT Indointernet Tbk (EDGE) atau Indonet suntik modal pada anak perusahaan, yakni PT Ekagrata Data Gemilang (EDG) untuk keperluan belanja modal. Nilai transaksi yang dilaksanakan sebesar Rp70,11 miliar yang terdiri atas penyetoran modal Rp70 miliar oleh EDGE dan penyetoran modal senilai Rp117 juta oleh Otto Toto Sugiri, miliarder teknologi yang dijuluki “Bill Gates” Indonesia.
Direktur Indonet Donauly Elena Situmorang mengatakan, transaksi yang dilakukan tersebut tidak memenuhi batasan material yang ditetapkan dalam POJK 17, sehingga dapat disimpulkan bahwa transaksi yang dilakukan bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur POJK17.
Manajemen Indonet menjelaskan, transaksi afiliasi ini merupakan transaksi afiliasi yang dikecualikan berdasarkan pasal 6 ayat 1 huruf b dan huruf f POJK 42/2020. Dalam hal ini, perseroan memiliki 99,83% saham dari seluruh modal disetor dalam EDG dan transaksi penambahan penyertaan modal dilaksanakan untuk mempertahankan persentase kepemilikan saham dalam EDG. Perseroan merupakan pengendali EDG. Adapun EDGE dan EDG memiliki anggota dewan komisaris yang sama.
Sebagai informasi, Ekagrata Data Gemilang merupakan anak perusahaan Indonet yang bergerak di bidang penyedia hosting dan pengelolaan pangkalan data EDGE1. Bisnis pusat data (data center) ini turut berkontribusi pada peningkatan laba bersih induk perusahaan yang mencapai 38% (yoy) pada semester I-2022.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dalam enam bulan pertama tahun ini tercatat senilai Rp69,15 miliar dari Rp49,84 miliar pada periode sama tahun lalu. Perseroan melalui laporan keuangan disebutkan bahwa kenaikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perseroan dari Rp276,20 miliar menjadi Rp382,60 miliar. Sedangkan laba usaha melesat dari Rp62,57 miliar menjadi Rp80,56 miliar.
Sebelumnya, EDGE menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp2,8 triliun pada 2022. Perseroan akan fokus pada pembangunan pusat data (data center), yakni EDGE DC 1 dan 2, yang dananya berasal dari fasilitas kredit PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Belakangan ini, data center tengah marak dan melibatkan korporasi besar.
“Capex untuk EDGE 1 akan dibelanjakan tahun ini. EDGE 2 mulai desain dan dibangun tahun ini sampai tahun depan,” kata Donauly.
Untuk capex di luar pembangunan data center, Dona menjelaskan bahwa Indonet masih menggunakan dana operasional perusahaan yang diperoleh dari pendapatan usaha. Hingga kuartal I-2022, emiten dengan kode saham EDGE ini telah mengantongi pendapatan sekitar Rp180 miliar, naik 43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Jadi, dari sisi capex, kami belum memerlukan financing dari pihak eksternal terutama bank,” ujar dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)