Vale Indonesia (INCO) Garap 3 Proyek Tambang Senilai Rp118 Triliun

Cahya Puteri Abdi Rabbi, Jurnalis
Rabu 14 September 2022 16:15 WIB
INCO garap tiga proyek tambang (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggarap tiga proyek pabrik dan smelter dengan total nilai investasi sebesar USD8 miliar setara Rp118 triliun (kurs Rp14.800 per USD). Emiten pertambangan nikel ini menggarap proyek Blok Bahodopi yang akan dibangun di Kawasan Industri di Sambalagi, Sulawesi Selatan. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar USD2,3 miliar.

Pabrik ini akan dibangun menggunakan teknologi Rotary Kiln and Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 73.000 ton nikel dalam Ferronickel (FeNi). Proyek ini diklaim sebagai pabrik RKEF dengan emisi karbon terendah kedua di Indonesia setelah pabrik milik perseroan lainnya yang berlokasi di Sorowako.

Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto menjelaskan bahwa, Blok Bahodopi digarap dengan menggandeng dua mitra yakni, PT Taiyuan Iron dan Steel (Grup) Co, Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co, Ltd (Xinhai). Adapun, pembangunan proyek ini akan dimulai pada akhir 2022 dan diproyeksikan rampung pada 2025.

“Proyek pengembangan ini akan kami bangun bersama partner yang telah menyepakati untuk menggunakan gas alam cair sebagai sumber energi,” kata Bernadus dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Proyek selanjutnya yang juga tengah digarap oleh INCO yakni, Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Dalam membangun Blok Pomalaa, perseroan bekerja sama dengan Huayou China dan Ford Motor.

Pabrik dengan nilai investasi sebesar USD4,5 miliar ini akan dibangun menggunakan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL). Blok Pomalaa diproyeksikan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 120.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MSP). Proyek ini juga diestimasikan rampung pada 2025 mendatang.

Terakhir, INCO juga bekerja sama dengan Huayou China untuk membangun proyek Sorowako Limonite, yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih limonit di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.

Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar USD1,8 miliar yang rencananya akan dibangun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan rampung pada 2026. Pabrik ini juga akan dibangun dengan menggunakan teknologi HPAL, yang akan memiliki kapasitas produksi tahunan 60.000 ton nikel dalam MSP.

“Kami berencana untuk menjalankan proyek ini sebagai pengganti komitmen Investasi KK, untuk meningkatkan ekspansi pabrik RKEF saat ini. Hal ini lebih sejalan dengan visi pemerintah untuk menggalakan investasi untuk mendukung ekosistem mobil listrik,” ungkap Bernadus.

Dia menambahkan bahwa, melalui proyek tersebut, jumlah investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan juga akan jauh lebih besar, dengan demikian peningkatan ekonomi negara dan daerah juga akan meningkat.

“Ketiga proyek ini merupakan proyek penting yang harus kami eksekusi dengan baik, yang juga mendapat dukungan dari pemerintah,” ujar dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya