Kemudian, dia menyampaikan berdasarkan pengamatan BPS dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah terdepresiasi sekitar 5.000 dalam beberapa hari terakhir.
"Hal ini karena penguatan nilai dolar AS didukung oleh dampak kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan negara lain," ucapnya.
Diketahui, keputusan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), dalam menaikkan suku bunga yang dikombinasikan dengan tekanan eksternal itu juga akan mempengaruhi pasar negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Terakhir, dia menambahkan pantauan peristiwa terkini secara global tersebut menjadi bekal bagi Indonesia dalam menyusun statistik perdagangannya pada September 2022.
(Zuhirna Wulan Dilla)