Pergerakan IHSG 2022
Awal masuk tahun baru, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2022, IHSG menguat ke level 6.726.37. IHSG berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan. Sementara, di akhir Januari yaitu tanggal 25 Januari IHSG ditutup turun ke level 6.568.17. Di mana sepanjang perdagangan IHSG berada di zona merah.
Penurunan IHSG bulan Januari dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang menanti kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Menurut CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, rentang gerak IHSG saat itu terlihat masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan yang masih cukup besar.
"Kondisi perlambatan perekonomian yang masih menjadi tantangan serta diiringi oleh fluktuatif harga komoditas dan nilai tukar Rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG," kata William dalam risetnya.
Pada Februari 2022, tepatnya tanggal 23 Februari IHSG naik secara signifikan ke level 6.920.06. Kenaikan tersebut terus berlanjut hingga puncaknya yaitu pada tanggal 21 April, IHSG tetap berada di zona hijau dan menyentuh level 7.276.19.
Namun, pada bulan Mei IHSG kembali mengalami penurunan secara dratis. Penurunan tertingginya terjadi pada tanggal 13 Mei, saat itu IHSG menurun tajam ke level 6.597.99 dan berada di zona merah. Akan tetapi, penurunan ini tidak lebih parah jika dibandingkan dengan bulan Januari.
Lalu, pada tanggal 8 Juni 2022, IHSG naik lagi ke level 7.193.31 dan kembali berada di zona hijau. Dan sepanjang bulan Juni hingga September 2022, IHSG terus mengalami kenaikan. Puncak kenaikan tertingginya yaitu pada tanggal 13 September, IHSG menyentuh level 7.318.02.
Kenaikan yang sangat dratis ini karena ditopang oleh tren pergerakan harga komoditas.
VP PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, pergerakan indeks dalam negeri diuntungkan oleh krisis energi yang dialami beberapa negara. Adapun, tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 8,3% disebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG ke depan.
“Kalaupun ada koreksi, itu tidak akan terlalu dalam di rentang 7.300 hingga 7.250. Jika tekanannya cukup kuat, mungkin akan turun ke 7.200,” kata Alfatih dalam Market Buzz IDX Channel, Rabu, 14 September 2022.
Menurutnya, pergerakan IHSG juga ditopang oleh investor asing yang masuk ke dalam saham-saham sektor komoditas seperti batu bara dan CPO. Alfatih menyebut, dengan tren kenaikan harga komoditas saat ini, para investor menilai bahwa pasar domestik merupakan salah satu pasar yang defensif dari sentimen negatif global.
“Mudah-mudahan segmen komoditi akan bertahan, agar IHSG kita juga bertahan,” kata dia.
Namun kenaikan itu tidak berselang lama, karena pasalnya IHSG kembali mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi pada tanggal 9 Desember, IHSG menurun ke level 6.715.12.
Selanjutnya, pada tanggal 27 Desember, IHSG kembali mengalami penguatan ke level 6.923.03.
Sementara di akhir penutupannya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada akhir perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 Jumat (30/12/2022). IHSG ditutup melemah tipis 9,45 poin atau 0,14% ke level 6.850,619.
Pada penutupan perdagangan, terdapat 224 saham menguat, 287 saham melemah dan 197 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp9,3 triliun dari 18,3 miliar saham yang diperdagangkan.
(Taufik Fajar)