Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah petani sawit di Perkebunan Rakyat (PR) pada 2019 diperkirakan mencapai 2,74 juta kepala keluarga (KK). Angka ini meningkat rata-rata 2,5% hingga 3% per tahun.
Setiyono mengakui dengan banyaknya jumlah petani sawit dan tersebar di seluruh Indonesia, memang kurang komunikasi dengan perusahaan sawit masih sering terjadi. Untuk itulah Aspekpir hadir. Setiyono mengakui pada prinsipnya, Aspekpir membawa kepentingan petani, terutama dari sisi harga.
Namun, tambahnya lagi, keberhasilan PalmCo mengelola bisnis sawit juga menjadi kepentingan petani karena jika perusahaan terus berkembang, maka kebutuhan kelapa sawit juga akan semakin besar.
Dengan demikian, pasar kelapa sawit petani akan semakin besar dan harga juga tentu akan meningkat dan pada akhirnya mensejahterakan petani juga.
'Jadi kami sangat mendukung rencana PTPN Gorup memisahkan bisnis kelapa sawit menjadi perusahaan tersendiri PalmCo," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding.
"Langkah ini adalah bagian dari transformasi menyeluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan," jelas Abdul Ghani.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)