JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN pernah mengalami kelebihan pasok aliran listrik pada 2022. Kapasitas oversupply itu mencapai hingga 5,2 Giga Watt (GW).
Kabar ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Akibat kelebihan pasok tersebut, PLN mencatatkan kerugian hingga Rp47 triliun.
"Mas Darmo (Darmawan Prasodjo/Dirut PLN) bayar berapa banyak itu? Subsidinya itu Rp47 triliun. Anda bisa bayangkan Rp47 triliun harus dibayarkan oleh mas Darmo karena tadi 5,2 GW tadi," ujar Luhut dikutip Selasa (13/6/2023).
Saat itu pemerintah putar otak agar kapasitas listrik PLN bisa terserap. Luhut mengaku kondisi tersebut membuat otoritas pusing tujuh keliling.
"Tadi saya katakan listriknya pak Darmo yang 5,2 GW ini, kita tahun lalu pusing tujuh keliling," katanya.
Dia berhitung, bila kapasitas listrik sebesar 5,2 GW bisa terserap maksimal, maka PLN mampu menghemat anggaran senilai Rp47 triliun. Hal ini pun berdampak positif pada pendapatan atau revenue perusahaan tahun ini.
"Kalau ini habis kita ambil, dia menghemat Rp47 triliun, dia punya revenue tahun ini berapa? Rp440 triliun, tambah Rp47 triliun, jadi Rp487 triliun, jadi negara ini kita sama sama atur agar lebih efisien. Itu yang penting kemajuan," ucap dia.