Untuk penggunaan dana hasil IPO akan digunakan sekitar 65% untuk belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia, yang akan dilakukan melalui pembangunan bioskop baru.
Selain itu, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya, untuk meningkatkan kualitas bioskop yang ada saat ini dan kenyamanan penonton. Kemudian, sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja, dan sekitar 20% untuk pembayaran kewajiban jangka pendek perseroan.
Masa penawaran awal (bookbuilding) pada 10-14 Juli. Perkiraan tanggal efektif pada 25 Juli dan masa penawaran umum dijadwalkan pada 27-31 Juli. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah JP Morgan Sekuritas Indonesia, Mandiri Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, dan UBS Sekuritas Indonesia.
Adapun pengendali CNMA adalah Benny Suherman, Cisca Widjaja, Suryo Suherman, Melia Suherman, dan Arif Suherman. Mereka juga adalah pemilik manfaat akhir dari perseroan. Sebagai informasi Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,28 triliun.
Pendapatan pada 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61%, penjualan makanan dan minuman sebesar 33%, iklan sebesar 3%, dan digital platform sebesar 3%. Seiring dengan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021, dengan EBITDA sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.
(Zuhirna Wulan Dilla)