Hal ini mendorong kenaikan suku bunga moneter negara maju, dan Fed Funs Rate sudah menaikkan 25 bps baru-baru ini. Perkembangan ini membuat aliran modal ke negara berkembang lebih selektif berpotensi meningkatkan tekanan termasuk nilai tukar di negara berkembang, termasuk ke Indonesia.
"Oleh karena itu diperlukan penguatan respons kebijakan untuk kita dapat memitigasi risiko rambatan global," pungkas Sri.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)