JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menangani satu Bank Umum, 105 BPR dan 13 BPRS yang mengalami kebangkrutan sejak 2005. Adapun jumlah pembayaran klaim penjaminan simpanan yang telah dibayar per 31 Juli 2023, sebanyak Rp1,7 triliun yang terdiri dari 271.240 rekening.
Para korban bank likuidasi tiba-tiba mendapat kejutan bahwa bank diputuskan pailit. Hal ini pun menjadi cerita masing-masing dengan perjalanannya mendapatkan dana yang mereka tabung di bank tersebut.
Cerita pertama datang dari Nasabah BPR Syariah (BPRS) Asri Madani yang terletak di Jember, Jawa Timur, yakni dr. Hari Pitono.
Dokter ini menceritakan bagaimana dia dan rekan-rekan dokter lainnya mempunyai grup usaha di bidang diagnostik medik. Setiap rekening yang mereka miliki berjumlah sekitar Rp2 miliar.
“Kami tidak panik sebab sebelumnya sudah ada pemberitahuan dari petugas, bahwa tabungan saya dijamin oleh LPS. Saya kira nasabah lain juga sudah mendapatkan pemberitahuan itu. LPS menjamin sampai dengan Rp 2 miliar per nasabah per bank, jadi tabungan kami selagi memenuhi syarat dijamin aman,” ujar Hari kepada awak media dalam bincang-bincang secara daring di kantor LPS, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Proses pembayaran klaim juga terhitung cepat, bahkan ada salah satu temannya yang jumlah uang di rekeningnya terhitung besar juga cepat proses pencairan dananya. Saat disinggung mengapa dia memilih menabung di BPRS, karena menurutnya, BPR banyak bergerak di pembiayaan usaha kecil dan menengah.
“Saya akan tetap menabung di BPR, sebab saya yakin tabungan saya dijamin LPS, jadi hitung-hitung kami turut berpartisipasi menggerakkan roda perekonomian, khususnya di daerah,” tambahnya.
Selain Hari, ada korban lainnya yaitu Siti Nuryatimah (45) masih mengingat betul kejadian itu, saat mengetahui bahwa BPR Bagong Inti Marga Banyuwangi (BPR Bagong), tempatnya menyimpan uang hasil penjualan satenya, tiba-tiba diputuskan bangkrut pada 2 Februari 2023.
BPR tersebut berlokasi di Jalan Raya Purwoharjo nomor 99, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terletak di dekat tempat tinggalnya. Dekatnya lokasi BPR Bagong dengan tempat tinggalnya menjadi alasan utama Nuryatimah menabung di BPR tersebut. Sedangkan untuk menabung di bank umum, jaraknya cukup jauh dan memakan waktu. Ia juga senang menabung di BPR Bagong karena pelayanannya bagus kepada nasabah.