Sebagai perusahaan penyedia tekhnologi migas seasta yg berpengalaman serta berfokus pada energi bersih dan terbarukan, ARTekhno siap berpartisipasi dalam mendukung pencapaian target nasional Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060 dengan Tekhnologi pemanfaatan gas suar.
Direktur Alpha Rizki Tekhnologi, Daymas Arangga Radiandra menjelaskan bahwa ARTekhno sejauh ini telah berhasil mengurangi ukuran dan kompleksitas pengolahan gas suar dengan mendekatkan pada sumber gas di industri migas. Dengan kapasitas penanganan terendah hingga 0,4 MMSCFD, akan lebih besar membuka peluang pemanfaatan gas yang tidak bermanfaat menjadi LNG yang layak.
“ARTekhno merancang LNG berskala mikro berbasis skid-mount yang membuatnya menjadi lebih mudah dipasang, dan dipindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Daymas Arangga Radiandra, Selasa (3/10/2023).
Setidaknya ada tiga prinsip pengoperasian yang dilakukan oleh ARTekhno dalam menghasilkan LNG dari gas suar. Pertama, dimulai dari pra-perawatan gas dengan menghilangkan kotoran dari gas umpan, seperti air, CO2, senyawa belerang, dan hidrokarbon yang berat. Kedua, tahap pendinginan dan pencairan yang dilakukan dengan mendinginkan gas alam dengan menggunakan siklus pendingin campuran, lalu masuk ke penukar panas cryogenic untuk selanjutnya didinginkan hingga menjadi cair.
Ketiga, LNG yang dihasilkan disimpan ke dalam tangki penyimpanan dengan menjaga suhu tetap rendah untuk selanjutnya dimuat ke dalam tangki truk atau kapal.
Untuk memanfaatkan gas suar menjadi ramah lingkungan, ARTekhno telah berkomitmen menjalin kemitraan dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terkemuka seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PetroChina Jabung International Limited (PCJL). Diharapkan komitmen tersebut dapat terus terjalin sebagai upaya untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi emisi dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab demi generasi yang akan datang.
(Feby Novalius)