Pembacaan PDB akan diikuti oleh data inflasi PCE ukuran inflasi pilihan The Fed pada hari Jumat.
BACA JUGA:
Inflasi AS yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir, memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk tetap bersikap hawkish.
Bank sentral akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan suku bunga, meskipun pasar secara luas memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakannya.
Namun, para pejabat Fed telah mengisyaratkan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini.
Serta suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setidaknya hingga akhir tahun 2024.
Dari sisi internal, kondisi ekonomi global tak menentu mengakibatkan harga minyak mentah terus merangkak naik.
Sehingga ini akan berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri yang sampai saat ini masih ketergantungan minyak mentah dari negara lain.
Akibat dari naiknya harga minyak karena dolar menguat menjadikan bahan impor terus merangkak naik apalagi dibarengi dengan musim kemarau (Elnino) yang cukup Panjang membuat konsumsi Masyarakat mengalami penurunan.
Guna untuk membantu meningkatkan konsumsi masyarakat, Pemerintah telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan ekonomi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, berupa berbagai insentif yang akan digelontorkan antara lain insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti, bantuan beras hingga bantuan langsung tunai (BLT). Untuk BLT akan diberikan pada keluarga penerima manfaat (KPM) sebesar Rp200 ribu selama 2 bulan yaitu November dan Desember 2023.
Kemudian, Pemerintah juga akan Kembali memberikan insentif berupa bantuan beras kembali diberikan pada bulan Desember 2023 sebesar 10 kilogram per KPM.
Bantuan ini diberikan kepada 20 juta KPM yang telah terdaftar. Sementara itu, sektor manufaktur tidak mendapat insentif lantaran dinilai masih dalam kategori baik dan ekspansif untuk Purchasing Managers Index (PMI).
Selain itu, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan semua otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina serta krisis di timur Tengah antara Israel dengan Hamas (Palestina) yang Kembali memanas, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan, guna untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini melemah, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.850 - Rp15.930.
(Zuhirna Wulan Dilla)