Portofolio outflow terutama sejak September, disebabkan meningkatnya dinamika pasar global seiring meningkatnya ekspektasi higher for longer dan meluasnya konflik geopolitik.
"Meskipun secara ytd masih inflow Rp43,6 triliun, karena ada SBN inflow Rp50,5 triliun dan saham outflow Rp6,9 triliun," ujarnya.
Terjadi outflow pada bulan September dan Oktober masing-masing adalah SBN sebesar Rp23,3 triliun dan Rp10,3 triliun, kemudian saham masing-masing Rp4,1 triliun dan Rp1,7 triliun.
Sri Mulyani engaku bahwa pasar SBN tertekan, di mana yield SUN 10y naik dari 6,38% dan per 31 Agustus menjadi 6,91% pada 29 September, lalu 7,24% pada 24 Oktober.
(Dani Jumadil Akhir)