Selanjutnya, Dian menngatakan meskipun tingkat imbal hasil surat utang AS masih di level yang tinggi dan berdampak pada kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) namun risiko pasar yang terkait portofolio SBN relatif telah termitigasi.
Risiko tersebut termitigasi antara lain karena perbankan telah menyesuaikan durasi SBN serta melakukan rebalancing jenis portfolio baik yang bersifat healthy maturity maupun available for sale sehingga potensi kerugian dan perubahan nilai wajar surat berharga tidak mengganggu permodalan bank.
Sedangkan terkait pelemahan nilai tukar rupiah, portfolio perbankan secara umum relatif tidak terpengaruh karena Posisi Devisa Netto (PDN) perbankan tercatat stabil di level 1,76% pada September 2023 sementara pada Agustus 2023 tercatat 1,72%, jauh di bawah ambang batas sebesar 20%.
Berdasarkan hasil penilaian, Dian menuturkan industri perbankan tetap resilien dan mampu menyerap potensi risiko di tengah kondisi tersebut. Namun demikian, bank akan terus melakukan stress test pada berbagai skenario untuk menguji ketahanan permodalan maupun likuiditas sesuai dengan prinsip manajemen risiko.
(Taufik Fajar)