Airlangga menjelaskan terkait proyeksi yang diberikan oleh World Bank, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di kisaran 5% hingga tahun 2026 mendatang.
Lebih lanjut, dia memaparkan, Indonesia berada di atas rata-rata pertumbuhan baik negara maju maupun berkembang. Tingkat inflasi relatif terkendali, dan Indonesia adalah salah satu yang berhasil mengembalikan inflasi ke target sasaran. Serta, rasio utang Indonesia masih aman di bawah 40%, yaitu 38%.
Tak hanya Kepala Negara serta para Menteri yang merasa optimis terkait pertumbuhan ekonomi 2024 tetapi juga Bank Indonesia (BI). Hal itu lantaran BI menyebut ketidakpastian global akan mereda di tahun 2024.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, bahwa ketidakpastian global sudah mereda karena inflasi di Amerika dari berbagai kelompok barang sudah turun. Sehingga, membuat suku bunga The Fed tetap berada di 5,5%.
“Sampai dengan kuartal II, kuartal III kami perkirakan suku bunga The Fed akan mulai turun dan terus akan mengalami penurunan seiring dengan penurunan inflasi di Amerika,” ucap Juda Agung.
Dengan demikian, Juda Agung optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 5%. Sehingga masih berada dalam range yang ditetapkan, sebesar 4,7% sampai 5,5.
Lebih lanjut, Juda menyebut, inflasi sudah di bawah 2% tepatnya 1,8%. Selain itu, kalau dilihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 2,8%.
Senada dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi ketidakpastian dan risiko ekonomi global akan mereda di tahun 2024.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, bahwa likuiditas dan kecukupan modal sektor jasa keuangan baik perbankan, pembiayaan, dan pasar modal terjaga baik.