JAKARTA - Industri pengolahan mineral (smelter) di Kawasan Industri Morowali jadi sorotan. Utamanya smelter investor China usai terjadi ledakan tungku.
Belum sebulan usai terjadi ledakan tungku milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Kembali terjadi lagi ledakan tungku smelter milik PT Sulawesi Mining Investment.
"Peristiwa kecelakaan ini kembali berulang pada smelter investor China," ujar Peneliti Indonesia Institute for Sustainable Mining (IISM) Jannus TH Siahaan, Sabtu (20/1/2024).
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang mesti disikapi. Negara harus ikut bertanggung jawab terhadap segala kejadian yang terjadi di industri pengolahan mineral, termasuk kejadian smelter yang meledak tersebut.
"Kita sudah harus berhenti terus-menerus menyalahkan orang lain, menyalahkan investor, terhadap kejadian ini karena bagaimanapun negara yang mengizinkan mereka untuk beroperasi negara yang mengundang mereka untuk beroperasi, dan negara pula yang seharusnya bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tersebut," ujarnya.
Pemerintah juga harus melakukan investigasi mendalam dan menyeluruh bahkan termasuk lebih detail dari apa yang telah dilakukan oleh pemerintah sebelumnya. Sebab hal ini atau kejadian ini bukanlah yang pertama kali bahkan yang beberapa kali dalam waktu yang sangat berdekatan.
Dalam rangka itu, lanjutnya, harus ada sikap untuk menghindari kejadian berulang pada birokrasi di mana sering sekali terjadi saling lempar tanggung jawab antar instansi lembaga jika ada masalah seperti ini.
Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya membentuk tim terpadu lintas Kementerian, Lembaga dan juga melibatkan pemerintah daerah setempat agar proses investigasi atau penyelidikan ini berlangsung menyeluruh dan komprehensif.
"Dengan demikian hasilnya dapat diterima atau dapat mewakili masing-masing kepentingan yang terkait dengan tanggung jawab pengawasan tersebut," katanya.
(Feby Novalius)