Terlahir dari keluarga pengusaha muslim, dirinya dikenal memiliki jiwa bisnis yang sudah dipupuk sejak duduk di sekolah dasar (SD).
Pada tahun 1977, dirinya lulus dari Al-Azhar University di Cairo, Mesir dan memulai keberhasilannya saat umur 21 tahun.
Untuk memulai bisnis, Aliko meminjam uang 500.000 naira kepada pamannya, Aminu Dantata. Kemudian dia membangun Dangote Group. Saat itulah, Aliko mulai berdagang di berbagai industri, mulai dari semen hingga barang-barang pertanian.
Seiring berjalannya waktu, usahanya mulai berkembang dan sukses sehingga dirinya mampu membayar utang pamannya setelah memulai operasi dalam tiga bulan.
Pada tahun 1999, Aliko mulai melebarkan sayapnya ke bisnis bidang manufaktur. Di mana dia membangun kilang gula dan juga pabrik tepung. Kemudian pada 2010, produk gulanya muncul di Bursa Efek Nigeria untuk pertama kalinya.
Dengan ini, angka penjualannya tersebut meningkat sekitar empat kali lipat. Lalu, Dangote Group mulai berkembang menjadi konglomerat multi triliun, hingga bisa membuka lapangan pekerjaan lebih dari 11.000 orang karyawan.
Pada bulan Juli 2012, Dangote mendekati Otoritas Pelabuhan Nigeria untuk membangun fasilitas untuk perusahaan gulanya di sana.
Setelah itu pabrik gulanya menjadi kilang gula terbesar di Afrika dan ketiga terbesar di dunia yang memproduksi 800.000 ton gula per tahun. Kini, Grup Dangote memiliki pabrik garam dan pabrik tepung dan merupakan importir utama beras, ikan, pasta, semen, dan pupuk.
Tak hanya itu, perusahaannya pun mengekspor kapas, kacang mete, kakao, biji wijen, dan jahe ke beberapa negara. Selain itu, perusahaan milik Aliko ini juga memiliki investasi besar di bidang real estat, perbankan, transportasi, tekstil, minyak, dan gas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)