Sementara itu, komoditas pangan menjadi faktor penyebab inflasi pada Februari 2024.
Inflasi bulanan Februari tercatat sebesar 0,37% (month-to-month/mtm), dengan inflasi harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi sebesar 1,53%, memberikan andil lebih tinggi (0,25%) dibanding komponen lainnya yaitu inflasi inti (0,09%) dan inflasi harga diatur pemerintah (0,03%).
Komoditas beras menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil 0,21%, di mana kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi.
Komoditas pangan lainnya yang menjadi faktor pendorong inflasi Februari adalah cabai merah dengan andil 0,09%, telur ayam ras 0,04%, serta daging ayam ras 0,02%.
Khusus untuk komoditas cabai merah, inflasi tercatat di setiap level perdagangan, di mana inflasi pada produsen pedesaan sebesar 4,56%, grosir 16,01%, dan eceran 17,78%.
Adapun inflasi komoditas telur dan daging ayam ras didorong oleh kenaikan harga pakan ternak ayam, yang mengalami inflasi 0,36% untuk bahan pakan dedak, 0,80% untuk jagung pipilan, 0,04% untuk bekatul, dan 0,22% untuk bungkil.
Diketahui, inflasi tahunan mencapai 2,75% (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,41% (year-to-date/ytd).
(Taufik Fajar)