Fahmy menambahkan, baik Pemerintah maupun perusahaan jangan abai terhadap keselamatan para pekerja. Ia pun berpendapat bahwa saat ini Pemerintah lebih mementingkan investasi dibanding nyawa manusia.
"Audit forensik untuk menilai kembali sistem keamanan, kalau tidak memenuhi maka harus diperbaiki. Tapi kalau meledak lagi ya cabut izinnya, tapi masalahnya apakah mereka (Pemerintah) berani atau tidak," ujar Fahmy.
"Saya melihat Pemerintah lebih mementingkan masuknya investasi daripada nyawa manusia Indonesia. Saya memperkirakan yang penting investasi smelter masuk, mau makan korban berapa pun ya biasa biasa saja," tutupnya.
Untuk diketahui, tungku smelter PT ITSS meledak semalam, (13/6), menimbulkan keprihatinan mendalam. Insiden ini menimpa dua karyawan yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Kejadian bermula saat karyawan sedang membersihkan lantai pabrik dari terak baja, sebuah tindakan sederhana yang sayangnya berujung pada kecelakaan serius. Salah satu karyawan tanpa sengaja menyiram air ke terak yang baru dipotong, menyebabkan semburan uap panas yang mengenai mereka.
(Feby Novalius)