Ternyata Ini Penyebab WIKA Rugi Imbas Proyek Kereta Cepat Whoosh

Gibran Khayirah Tavip, Jurnalis
Senin 22 Juli 2024 16:24 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyatakan beban bunga utang proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung tergolong cukup tinggi. Hal itu praktis membebani kinerja keuangan perseroan dan berkontribusi dalam mencatatkan rugi pada tahun buku 2023.

Menurut Pengamat ekonomi Agustinus Kristianto proyek Kereta Cepat Whoosh membuat WIKA sempoyongan. Setoran modal WIKA ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), sebagai operator Whoosh bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd di bawah bendera PT Kereta Cepat Indonesia China, mencapai Rp6,1 triliun.

Kemudian, lanjut dia, ada dispute Rp5,01 triliun akibat klaim atas cost overrun (pembengkakan biaya).

“Jadi selain kasih bunga utang 3,4% selama 30 tahun dan sebuah persekutuan bisnis yang memukul limbung BUMN WIKA, pihak China sudah kasih apa lagi ke Indonesia?,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/7/2024).

Dia menjelaskan total utang WIKA membengkak jadi Rp56,2 triliun (LK Triwulan I Tahun 2024), yang terbesar adalah utang jangka panjang Rp25 triliun dan obligasi Rp7,7 triliun. Di laporan ekuitas, defisit mencapai Rp8,3 triliun.

“Sebagian besar utang jangka panjang itu ditanggung oleh bank-bank BUMN juga, Bank Mandiri Rp7,8 triliun, BRI Rp1,9 triliun, BNI Rp1,7 triliun,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir soal Whoosh atau kereta cepat Jakarta-Bandung menghemat BBM Rp3,2 triliun/tahun. Selain itu, Whoosh juga menyumbang Rp86,5 triliun untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta dan Jawa Barat 2019-2023.

“Klaim menteri BUMN adalah 'ilusi' jika melihat fakta babak belurnya BUMN yang terlibat dalam proyek Whoosh seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Harga sahamnya turun drastis 71,5% sejak awal 2024,” kata Agustinus.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya