Vice President Produksi dan Rantai Pasok Biomassa PLN Energi Primer Indonesia Erfan Julianto mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba dan commisioning bisa dilaksanakan di akhir Desember 2024 atau Januari 2025.
“Saat ini kita memang melakukan proses tender pengadaan ada tahapan administrasi, evaluasi teknis kita estimasikan untuk signing contract untuk calon pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di awal september ini, selanjutnya fabrikasi dan kegiatan konstruksi kurang lebih 3 bulan.” kata Erfan.
Erfan menambahkan, dari sisi PLN atau pembangkit, limbah jika dikelola dengan baik bisa menjadi sumber keuntungan. Artinya, PLN EPI memanfaatkan sampah dengan konsep ekonomi sirkuler. Sebagian besar limbah pertanian, perkebunan, dan limbah industri perkayuan dapat menjadi bahan bakar. Dengan demikian, limbah bisa bernilai ekonomis dan menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat yang mampu mengelola dan memanfaatkannya dengan baik.
"PLN EPI membuka kesempatan kerjasama seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dalam membangun ekonomi sirkuler baik melalui penanaman biomassa di lahan kritis, pengelolaan limbah perkebunan/ pertanian dan perkayuan maupun BBJB Sampah Perkotaan untuk Cofiring Pembangkit," katanya.
Selain itu, dalam melaksanakan proses pengolahan sampah, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan. Fahmi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bidang PSLB3 mengatakan bahwa kolaborasi tersebut sangat dibutuhkan.
"Pemerintah, badan usaha swasta, maupun masyarakat perlu berkolaborasi untuk mengelola sampah dari hulu sampai hilir. Dengan demikian, pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik, khususnya di Kota Jakarta," ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri Sesuai aturan, ada masyarakat, pemerintah, dan badan usaha dalam pengelolaan sampah yang dapat melakukan kolaborasi.
"Asal kita bisa bekerjasama dengan baik, tidak terkotak-kotak, tidak jalan sendiri, tidak terpisah-pisah. Dengan koordinasi yang baik, kita bisa menghemat sumber daya semuanya," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)