JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tak pernah kendor untuk mengungkap tindak kejahatan di bidang pertanahan meski di masa transisi kepemimpinan.
Menurut putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu, pihaknya tetap fokus untuk menjalankan tugas pokok dan mengungkap tindak pidana kejahatan di bidang pertanahan yang dilakukan oleh oknum-oknum mafia tanah, termasuk yang baru saja terjadi di Kabupaten Bekasi.
"Walaupun sekali lagi di masa-masa seperti ini transisi ini sudah banyak yang fokus pada transisi kepemimpinan pemerintahan tetapi kami fokus pada tugas pokok, tadi siang kami masih mengungkap tindak pidana kejahatan, kejahatan di bidang pertanahan yang dilakukan oleh oknum-oknum mafia tanah," kata AHY di Hari Agraria dan Tata Ruang yang digelar pada Selasa (15/10/2024) malam tadi.
Di Kabupaten Bekasi, lanjutnya, tadi kita ungkap dengan menghadirkan juga sinergi kolaborasi dengan jajaran kepolisian jajaran Kejaksaan, pemerintah daerah dan semua stakeholder yang terkait. "Saya rasa tidak ada kata berhenti kami akan tetap fokus pada tugas-tugas pokok di lapangan termasuk melanjutkan reforma agraria dan menghadirkan iklim investasi yang lebih baik dengan menghadirkan kepastian hukum atas tanah di Tanah Air," lanjutnya.
Untuk diketahui AHY, telah memberikan sinyal perpisahan kepada seluruh jajaran dan staff di Kementerian yang dipimpinnya selama lebih dari 8 bulan terakhir.
Dengan nada haru, ia mengucapkan rasa syukur dan rasa terimakasih karena telah menjadi bagian dari keluarga besar Kementerian ATR/BPN serta mengaku tidak akan melupakan momen kebersamaan yang telah tercipta.
"Patut bagi kami terus bersyukur atas apa yang telah dilalui bersama walaupun saya begitu singkat, cepat sekali waktu bergerak, 8 bulan tidak terasa tetapi saya mensyukurinya sebagai sebuah kebersamaan suka cita bersama keluarga besar ATR/BPN seluruh Indonesia dan saya bangga menjadi bagian ini semua dan tentunya berharap agar ATR BPN bisa semakin maju semakin sukses, semakin melayani rakyat terhadap urusan pertanahan dan tata ruang," ujar AHY.
Dia berharap bisa terus menjadi bagian dari perjuangan meski nantinya mendapat penugasan baru di tempat yang berbeda. "Tapi saya tidak akan pernah melupakan kebersamaan ini, saya juga ingin berjuang bersama jajaran para sahabat yang di ATR/BPN," imbuhnya.
Namun begitu, meski sinyal perpisahan telah diberikan, anak sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu masih enggan untuk mengungkapkan tugas baru yang akan diembannya pada era pemerintahan Prabowo Subianto. Ia meminta agar menunggu pengumuman oleh presiden terpilih.
"Lebih baik kita tunggu pernyataan dan pengumuman resmi dari bapak Prabowo Subianto. Saya rasa beliau yang akan mengumumkan dan menjelaskan secara langsung," tegasnya.
Dalam postingan di Instagram, AHY mengungkapkan menggebuk gebuk mafia tanah.
Hari ini di Kabupaten Bekasi, kami berhasil mengungkap dua kasus besar untuk menyelamatkan potensi kerugian negara lebih dari Rp183 miliar dan 'potensi hilang' yang dari proyek pembangunan MRT oleh Ditjen Perekeretaapian sebesar 30 triliun rupiah yang bisa tersandera akibat mafia kasus tanah ini. Ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang mengembalikan hak-hak masyarakat yang dirampas dan memastikan keadilan ditegakkan.
Setiap tanah yang tidak terdaftar dan tidak dijaga dengan baik berisiko menjadi sasaran mafia tanah. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap legalitas dan keamanan aset tanah mereka. Daftarkan tanah, jaga sertifikat dengan baik, dan segera laporkan jika ada ancaman. Negara akan terus berada di barisan depan, melindungi setiap jengkal tanah yang menjadi hak rakyatnya.
Kita akan terus gebuk, gebuk, gebuk mafia tanah!
(Rani Hardjanti)